SAMBUTLAH BULAN RAMADHAN DENGAN TAKWA DAN TAUBAT YANG BENAR
Minggu, 22 Juli 2012
0
komentar
SAMBUTLAH BULAN RAMADHAN DENGAN TAKWA DAN TAUBAT YANG
BENAR
Assalamualaikum..... Wr.Wb.
Bulan yang sangat kita
rindukan kedatangannya sebentar lagi akan datang. Ya, bulan Ramadhan, bulan
penuh barakah, bulan yang memiliki banyak keutamaan. Sebagai seorang Muslim,
tentu kita sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyongsong tamu agung itu. Kita
mestinya sudah mulai menyiapkan diri kita agar bisa memaksimalkan momen
istimewa ini untuk memperbaiki diri dan menyiapkan bekal keidupan akhirat. Kita
tentu tidak ingin momen berharga ini lewat begitu saja. Alangkah ruginya dan
alangkah ruginya, jika itu terjadi. Sebab belum tentu kita bisa menjumpai
Ramadhan berikutnya dalam keadaan hidup. Betapa banyak orang yang hidup
disekitar kita pada bulan Ramadhan tahun lalu, tapi kini mereka sudah tidak ada
lagi, tidak ada lagi kesempatan mereka untuk memperbaiki diri dan memperbanyak
bekal akhirat. Jangankan menunggu satu tahun, bulan Ramadhan yang tinggal
beberapa hari ini pun belum tentu kita gapai. Ya, Allah, hanya kepada-Mu kami
memohon, panjangkanlah usia kami sehingga bisa beribadah kepada-Mu di bulan Ramadhan
ini.
Berkenaan dengan bulan
Ramadhan ini, kami menyajikan kehadapan para pembaca nasehat Syaikh Abdul Aziz
bin Abdillah bin Abdirrahman bin Baz rahimahullah. Nasehat ini beliau sampaikan
ketika beliau rahimahullah diminta untuk itu menjelang kedatangan bulan
Ramadhan. Akhirnya, kami berharap semoga nasehat ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi kaum Muslimin umumnya. Berikut adalah nasehat beliau
rahimahullah.
___________________________________________________________________
Nasehat saya kepada seluruh kaum Muslimin, hendaklah
mereka senantiasa bertaqwa kepada Allâh Azza wa Jalla . Hendaklah mereka
menyambut kedatangan bulan (Ramadhân) yang agung ini dengan benar-benar
bertaubat dari segala dosa. Hendaklah mereka menyambutnya dengan berusaha
memahami agama mereka dan mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah
puasa serta qiyâmul lail (shalat malam) mereka. Berdasarkan sabda Rasûlullâh
Shallallahu’alaihi wa sallam:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allâh Azza wa Jalla ,
maka Dia Azza wa Jalla memberikan kepadanya pemahaman tentang dien [2
Juga sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ
أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Apabila bulan Ramadhân sudah tiba, maka pintu-pintu surga
dibuka dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup serta setan-setan dibelenggu [3]
Juga berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ
الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي
مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ
عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Jika malam pertama bulan Ramadhân sudah tiba, maka
setan-setan dan jin nakal dibelenggu, pintu-pintu neraka Jahannam ditutup tidak
ada satu pun yang terbuka, pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun yang
tertutup. Kemudian ada malaikat yang menyeru, “Wahai para pencari kebaikan,
menghadaplah (ke Allâh Azza wa Jalla dengan memperbanyak ketaatan) ! Wahai para
pelaku keburukan, berhentilah ! Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memiliki
banyak hamba yang dibebaskan dari siksa api neraka. Itu terjadi setiap malam
(bulan Ramadhân) [4]
Rasûlullâh Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan ibadah puasa karena rasa iman dan
mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla, maka dosanya yang telah lewat
terampuni. Barangsiapa melakukan ibadah shalat malam karena rasa iman dan
mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla, maka dosanya yang telah lewat
diampuni. Barangsiapa melakukan ibadah shalat malam pada malam al-qadar karena
rasa iman dan mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla, maka diampuni
dosanya yang telah lewat .[5]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْـمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا
إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Semua amal kebaikan Bani
Adam itu adalah miliknya, kecuali puasa. Karena puasa itu milik-Ku dan Saya
yang memberikannya balasan. Puasa itu merupakan tameng. Jika salah diantara
kalian sedang menjalankan ibadah puasa, maka janganlah dia berkata keji dan
berteriak-teriak. Jika ia dicela oleh seseorang atau memeranginya, maka
hendaklah dia mengatakan, “Saya sedang menjalankan ibadah puasa.” Demi jiwa
Muhammad yang ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang menjalankan
ibadah puasa lebih wangi daripada minyak misik di sisi Allâh Azza wa Jalla.
Orang yang menjalankan ibadah puasa memiliki dua kebahagiaan (yaitu) jika dia
berbuka, dia bahagia dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, dia bahagia dengan
ibadah puasanya. [6]
Juga sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ
لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Orang yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan
perbuatan dusta, maka Allâh Azza wa Jalla sama sekali tidak butuh terhadap
puasa orang itu. [7]
Jadi wasiat saya kepada seluruh kaum Muslimin, hendaklah
mereka senantiasa bertaqwa kepad Allâh Azza wa Jalla dan berusaha memelihara
ibadah puasa mereka dari semua perbuatan maksiat. Hendaklah mereka
bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan serta berlomba-lomba melakukan
beragam kebaikan seperti bershadaqah, memperbanyak intensitas bacaan al-Qur’ân,
tasbîh, tahlîl, tahmîd, takbîr serta istigfâr. Karena bulan (Ramadhân) ini
adalah bulan al-Qur’ân:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhân,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). [al-Baqarah/2:185]
Oleh karena itu, disyari’atkan bagi kaum Muslimin,
laki-laki maupun perempuan untuk bersungguh-sungguh membaca al-Qur’ân, diwaktu
siang maupun malam. Setiap satu hurup bernilai satu kebaikan dan satu kebaikan
dibalas dengan sepuluh kali lipat, sebagaimana diberitakan oleh nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Semangaat melakukan kebaikan ini) harus
disertai semangat untuk menjauhi semua bentuk keburukan dan perbuatan maksiat,
(juga harus diiringi semangat untuk) saling menasehati dengan kebenaran, amar
ma’ruf dan nahi mungkar.
Bulan Ramadhân ini merupakan bulan yang dilipatgandakan
(nilai) amal kebaikan di dalamnya, begitu pula balasan keburukan. Oleh karena
itu, seorang Muslim berkewajiban untuk bersungguh-sungguh dalam menunaikan
kewajiban yang Allâh Azza wa Jalla bebankan kepadanya serta menjauhi semua yang
Allâh Azza wa Jalla haramkan. Dan hendaklah perhatiannya (terhadap kewajiban dan
larangan itu-pent) pada bulan Ramadhân lebih ditingkatkan lagi. Sebagaimana
juga disyari’atkan bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan berbagai amal kebaikan seperti bershadaqah, mengunjungi orang
sakit, mengantarkan jenazah (ke kuburan), menyambung tali silaturrahmi, baca
al-Qur’an, membaca tasbîh, tahlîl, tahmîd, istigfâr, doa dan beragam kebaikan
lainnya. Dia (melakukan itu, karena-pent) berharap bisa meraih pahala dari
Allâh Azza wa Jalla dan karena takut terhadap siksa-Nya. Kami memohon kepada
Allâh Azza wa Jalla, semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan taufiq-Nya kepada
seluruh kaum Muslimin menuju keridhaan-Nya. Kami juga memohon kepada-Nya agar
memanjangkan umur kita sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dan qiyâmul lail
(shalat malam atau terawih-pent) dengan dilandasi keimanan dan keinginan meraih
pahala-Nya. Sebagaimana juga kami memohon kepada Allâh Azza wa Jalla, semoga
Allâh Azza wa Jalla memberikan kepada kami dan seluruh kaum Muslimin pemahaman
terhadap agama ini, keistiqâmahan serta terhindar dari segala yang bisa
mendatangkan murka dan siksa Allâh Azza wa Jalla . Kami memohon kepada Allâh
Azza wa Jalla, semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan taufiq-Nya kepada para
penguasa kaum Muslmin; Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa memberikan hidayah
kepada mereka, memperbaiki kondisi mereka serta memberikan taufiq kepada mereka
supaya menerapkan syari’at-syari’at Allâh Azza wa Jalla dalam semua aspek
kehidupan, sebagai perwujudan dari firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allâh [al-Mâidah/5:49]
Juga firman-Nya :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ
اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allâh bagi orang-orang yang yakin ?
[al-Mâidah/5:50]
Juga firman-Nya :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا
شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
lalu mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. [an-Nisâ/4:65]
Juga firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allâh dan taatilah
Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Qur’ân) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
[an-Nisâ/4:59]
Juga firman-Nya :
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
Katakanlah: “Taat kepada Allâh dan taatlah kepada rasul”.
[an-Nûr/24:54]
Juga firman-Nya :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ
فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumnya. [Hasyr/59:7]
Inilah beberapa kewajiban kaum Muslimin juga para
pemimpin mereka. Para penguasa dan para Ulama (juga) wajib bertaqwa kepada
Allâh Azza waa Jalla, tunduk kepada syari’at-Nya serta menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Karena dengan syari’at Allâh (kita akan meraih) kebaikan,
hidayah, hasil akhir yang terpuji, keridhaan Allâh Azza wa Jalla , kebenaran
serta dengan syari’at ini (kita bisa) menghindari tindakan kezhaliman.
Kami memohon kepada Allâh Azza wa Jalla, semoga
memberikan petunjuk, niat dan amal perbuatan yang baik.
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين
Sumber : www.almanhaj.or.id
Mudah-mudaha bisa bermanfaat bagi kita semua
Wassalam......
Muhamad Masjun Efendi
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: SAMBUTLAH BULAN RAMADHAN DENGAN TAKWA DAN TAUBAT YANG BENAR
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://creativepio.blogspot.com/2012/07/sambutlah-bulan-ramadhan-dengan-takwa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar