5 Mitos tentang Apple yang Kamu Perlu Tahu
Senin, 24 Desember 2012
0
komentar
Apple baru saja mencatatkan diri sebagai perusahaan paling berharga di dunia dengan selembar sahamnya saja bernilai USD 700. Kisah sukses Apple tak lepas dari penggagas Apple yang baru saja tiada, Steve Jobs. Di tangan pria nyentrik nan inovatif ini, Apple menjadi ikon perusahaan teknologi yang inovatif, berkelas dan punya pangsa pasar sendiri yang susah untuk digoyahkan.
Sejak awal berdirinya Apple di akhir 70an, Apple telah menjadi pionir untuk sejumlah lompatan teknologi. Misalnya bagaimana Apple menciptakan produk komputer yang bisa digunakan untuk rumah tangga, kemudian bagaimana Mac OS menjadi OS pertama yang menggunakan GUI yang memungkinkan kamu membuka jendela dan ikon pada komputer sebagai pengganti bahasa program yang diketikkan, bagaimana Apple menggunakan mouse sebagai pendukung teknologi GUI tersebut, lalu tak henti-hentinya Apple melakukan inovasi dengan OS yang ringkas tapi lengkap, mengembangkan iPod yang memecahkan perseteruan antara pengunduh lagu gratisan dengan seniman yang menggubah lagu, iPhone, lalu iPad yang menjadi pionir untuk semua Tablet modern. Semuanya itu bisa kamu baca pada artikel CP: #Techvolusi: Jatuh Bangun Apple di Dunia Teknologi, atau artikel lain tentang bagaimanaApple memanfaatkan layar sentuh sebagai dasar operasional smartphone dan Tablet PC.
Membahas Apple memang hampir tak ada habisnya. Kali ini, CP berfokus membahas mitos-mitos yang melingkupi Apple. Benarkah semua mitos tersebut? CP berusaha menguraikan opini banyak orang tentang mitos tersebut, dan kamulah yang pada akhirnya menilai kebenaran hal tersebut!
1. Mac Tidak Bisa Terserang Virus
Produk Apple kebal virus? Mitos ini berkembang dari perbedaan OS yang digunakan, dimana Mac OS atau iOSdigambarkan sebagai tipe OS yang berbeda serta lebih superior, yang mana menjadikan produk-produk Apple kebal virus.
Namun secara ilmiah, perbedaannya hanya terletak pada ‘seberapa banyak’ dan ‘tipe malware apa’ yang menjangkiti Mac. Pertama-tama, tidak banyak malware yang dirancang untuk Mac OS. Pengembang Malware biasanya ingin menjangkau target sebanyak mungkin, dan pengguna Mac bukanlah sasarannya. Alasannya adalah sebagai berikut:
PC yang menjalankan Windows masih hampir 90 persen dari seperempat pangsa pasar komputer baru yang dijual oleh vendor-vendor di AS.
Microsoft Windows bisa mendukung banyak sekali hardware PC yang tak mahal.
Versi optimasi server untuk Windows menjalankan ribuan server jaringan di seluruh dunia, sementara Mac jarang digunakan sebagai server.
Kedua, tipe malware yang menginfeksi Mac tidak bergantung pada kerapuhan OS dan cenderung menyerang kealpaan penggunanya. Misalnya, malware yang menyamar menjadi program anti virus untuk Mac, dengan nama Mac Protector, Mac Defender, Apple Security Center dan judul-judul lain.
Jadi kalau dibilang kebal virus… Enggak sebegitunya dech!
2. Produk Apple tidak Kemahalan (OverPriced)
Ada mitos yang terus menerus didengungkan Apple bahwa produk mereka tidak kemahalan. Produk mereka tampak mahal karena pengalaman yang akan dirasakan oleh pengguna saat memanfaatkan produk mereka, serta juga kualitas produk mereka yang sangat jauh di atas rata-rata produk serupa. Biasanya klaim ini disertai dengan berbagai bukti statistik yang menunjukkan kinerja produk Apple. Mungkin kamu sekalian sampai bosan mendengar klaim teman kamu yang menggunakan produk Apple bahwa single Core-nya Apple itu sama dengan Dual Core-nya perangkat lain (Ini bukan harganya loh. Kinerjanya…) Benarkah?
Apple memang dikenal sangat memperhatikan desain dan pengalaman pengguna (user experience). Produk mereka biasanya berbentuk sederhana, namun tampak elegan dan mudah digunakan. Karena inilah mereka menyatakan bahwa produk tersebut layak dihargai mahal. Satu catatan menunjukkan bahwa pada tahun 2009, MacBook Pro dan laptop Dell dengan spec hardware yang hampir sama, harga Mac lebih besar USD 675.
Kalau mau jujur, banyak hasil tes teknologi yang netral menunjukkan bahwa perangkat high end pada tingkat yang sama, misalnya Samsung Galaxy SIII dan iPhone 5, dengan harga yang jomplang selisihnya, kecuali kualitas SIRI yang lebih bagus, tidak ada bagian iPhone 5 yang lebih menonjol dari SIII, bahkan banyak yang kalah, seperti tingkat pixel, lebar layar, prosesor, dan sebagainya. Namun keahlian pemasaran Apple yang telah menumbuhkan legenda bagi para penggemar Apple menjadikan produk ini laris gila-gilaan di pasaran.
3. Mac dan PC tidak Dapat Dibandingkan
Mac dan PC (berbasis Windows) adalah benda yang benar-benar berbeda. Benarkah? Mitos ini adalah hasil dari kampanye gencar Apple yang mencitrakan produknya sebagai sesuatu yang eksklusif. Dalam iklan legendaris Apple dimana John Hodgman berperan sebagai PC dan Justin Long sebagai Mac, ditampilkan parodi yang pada intinya para pemirsa akan menangkap bahwa Mac dan PC benar-benar berbeda dan tak dapat dibandingkan. Benarkah mitos ini?
Sebagai pembuka, mari kita tengok sekilas. Ternyata semua software umum di Mac dan Windows PC kurang lebih serupa. Termasuk Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint dan Outlook), Web browser (Internet Explorer, Firefox, Chrome dan Safari), Adobe Photoshop dan bahkan iTunes. Ini berarti bahwa pengguna Mac dan PC bisa berbagi berbagai file atau dokumen. Bahkan pengguna Mac dan PC bisa bersatu dalam jaringan rumah tangga atau perusahaan.
Untuk pengguna, perbedaan utamanya mungkin terkait dengan hal-hal yang umum terkait user interface dan cara menjalankan software seperti mungkin pengguna Windows akan mencari Start Menu di Mac, bingung mengapa aplikasi tak menutup ketika mengklik X, atau bagaimana cara mencari sesuatu di Mac.
Kebingungan itu muncul dari cara pendekatan yang dilakukan kedua OS tersebut. Ini seperti menjalankan dua buah mobil dari perusahaan yang berbeda. Pendekatan yang kamu lakukan saat menyetir, tentu saja akan berbeda.
Jadi bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya sih Mac dan PC merupakan barang yang digunakan untuk tujuan yang sama, dan memiliki banyak fungsi sama namun digunakan dengan cara yang berbeda.
4. Tanpa Steve Jobs, Apple sudah Berakhir
Steve Jobs adalah sinonim dari Apple. Ketika mengambil alih ‘kembali’ Apple pada tahun 1997, Jobs benar-benar mengembalikan kejayaan Apple yang saat itu dihajar habis-habisan oleh Dell dan IBM dari sisi penjualan produk. Jobs berhasil menciptakan mitos bahwa dengan adanya dia di Apple, maka Apple tak akan terkalahkan, Apple akan selalu ada di depan dalam urusan inovasi. Itu ditunjukkan dengan rilis iMac dengan iOS yang melegenda hingga sekarang, lalu inovasi Jobs yang ‘menyelamatkan’ dunia musik yang tengah berseteru dengan para downloader gratisan di Internet dengan menggunakan iPod – dimana dengan memanfaatkan iPod, seseorang bisa membayar untuk lagu yang mereka download, dan ini berarti kontribusi untuk pencipta lagu dan seniman tersebut – yang menjadikan dapur rumah mereka bisa mengepul kembali, kemudian iPhone pada 2007 yang menjadi contoh smartphone yang ‘benar-benar pintar’ sehingga tidak memerlukan pengguna yang cerdas untuk menggunakannya saking simpelnya interface serta bentuk smartphone ini. Jobs belum berhenti, tahun 2010 ia mengantarkan iPad yang menjadi standar bagi Tablet PC di seluruh dunia. Apple adalah kisah sukses Jobs!
Dengan legenda tersebut, maka wajar dikatakan bahwa ketika Jobs meninggal dunia tahun lalu, maka Apple akan segera kolaps. Namun kenyataannya tidak. Rilis iPhone 4S menjadi penjualan tertinggi sepanjang sejarah iPhone, kemudian iPhone 5 yang meskipun secara mengejutkan tidak membawa inovasi yang signifikan, tetap mengundang antrian dimana-mana pada saat perilisannya.
Bahkan di Indonesia, beberapa kota besar yang merilis iPhone 5 secara resmi langsung kehabisan stok karena dibeli oleh para Apple mania yang meyakini kecanggihan, estetika, serta gengsi yang dipancarkan oleh produk-produk Apple.
Untuk sementara ini nampaknya mitos bahwa Apple akan hancur sepeninggal Steve Jobs masih cukup jauh!
5. Apple akan Keluar dari Bisnis
Sejak awal berdirinya, Apple terbiasa membuat software, lalu merancang hardware yang mendukung jalannya software tersebut. Inilah yang menjadikan pasar Apple terkesan eksklusif. Bila kamu menggunakan produk Apple, artinya kamu perlu membeli produk-produk Apple yang lain untuk mendukungnya. Ini berbeda dengan Microsoft yang berfokus pada software dan meminta pengembang hardware seperti IBM untuk mendukungnya secara timbal balik. Karena itu sering digosipkan bahwa Apple terlalu serakah. Semestinya Apple berfokus pada satu hal saja, software atau hardware agar bisa maksimal. Namun pada kenyataannya, Apple berupaya untuk menjalankan keduanya secara bersamaan.
Inilah yang kemudian memicu gosip bahwa suatu hari Apple akan keluar dari bisnis tersebut karena tak kuat mempertahankan keseimbangan antara divisi software dan hardware. Kenapa? Karena inovasi tentu saja memerlukan biaya yang tak sedikit. Dengan memegang dua divisi sekaligus, Apple harus mengeluarkan biaya ekstra besar untuk mempertahankan inovasi dalam dua bidang itu, dan ini berarti dua kali lipat biaya untuk sebuah perusahaan yang memiliki satu fokus bidang saja.
Penelitian iPad juga pernah disoal karena untuk merancang Tablet tersebut, Apple menghabiskan dana yang tak sedikit sehingga akhirnya iPad dihargai sangat mahal pada saat pertama kali diluncurkan. Untuk sebuah perusahaan yang bertumpu pada inovasi, memang inovativitas menjadi fokus utama. Nah, para ekonom dulu memperkirakan bahwa karena harganya yang mahal, iPad tak akan laku.
Nyatanya meskipun dibandrol mahal, produk tersebut laris manis di pasaran karena Apple berhasil menancapkan citra sebagai perusahaan yang eksklusif, keren, dan penuh inovasi. Orang bangga mengenakan produk Apple dan sangat berpengaruh pada penjualannya.
Apalagi tahun belakangan ini ketika tekanan dari Android semakin menghebat. Banyak yang memprediksikan bahwa Apple telah kehilangan sentuhannya dan akan semakin tertelan oleh kejayaan Android yang dimotori oleh produk-produk Samsung. Namun sekali lagi Apple membuktikan bisa menjawab tantangan tersebut dengan laris manisnya produk iPhone 5 yang baru saja dirilis!
Untuk sementara, nampaknya keuntungan demi keuntungan yang terus direguk oleh Apple selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa isu Apple akan keluar dari bisnis atau meninggalkan salah satu divisinya belum terbukti!
Demikianlah mitos-mitos seputar Apple yang memang terkadang mengejutkan karena faktanya tidak demikian. Apple sebagai sebuah perusahaan yang terkenal akan inovasi dan kecanggihannya juga tak luput dari kesalahan. Misalnya kesalahan konyol ketika meluncurkan Apple Maps, atau kekonyolan Apple dalam menuntut segala produk yang berbau Apple.
Namun cara perusahaan ini mengemas citra dan produknya layak dijadikan contoh bagi siapa saja yang mengatasnamakan inovasi sebagai bagian dari perusahaannya. Karena kadang kata inovasi, bahkan selalu mengingatkan kita pada Apple!
Sejak awal berdirinya Apple di akhir 70an, Apple telah menjadi pionir untuk sejumlah lompatan teknologi. Misalnya bagaimana Apple menciptakan produk komputer yang bisa digunakan untuk rumah tangga, kemudian bagaimana Mac OS menjadi OS pertama yang menggunakan GUI yang memungkinkan kamu membuka jendela dan ikon pada komputer sebagai pengganti bahasa program yang diketikkan, bagaimana Apple menggunakan mouse sebagai pendukung teknologi GUI tersebut, lalu tak henti-hentinya Apple melakukan inovasi dengan OS yang ringkas tapi lengkap, mengembangkan iPod yang memecahkan perseteruan antara pengunduh lagu gratisan dengan seniman yang menggubah lagu, iPhone, lalu iPad yang menjadi pionir untuk semua Tablet modern. Semuanya itu bisa kamu baca pada artikel CP: #Techvolusi: Jatuh Bangun Apple di Dunia Teknologi, atau artikel lain tentang bagaimanaApple memanfaatkan layar sentuh sebagai dasar operasional smartphone dan Tablet PC.
Membahas Apple memang hampir tak ada habisnya. Kali ini, CP berfokus membahas mitos-mitos yang melingkupi Apple. Benarkah semua mitos tersebut? CP berusaha menguraikan opini banyak orang tentang mitos tersebut, dan kamulah yang pada akhirnya menilai kebenaran hal tersebut!
1. Mac Tidak Bisa Terserang Virus
Produk Apple kebal virus? Mitos ini berkembang dari perbedaan OS yang digunakan, dimana Mac OS atau iOSdigambarkan sebagai tipe OS yang berbeda serta lebih superior, yang mana menjadikan produk-produk Apple kebal virus.
Namun secara ilmiah, perbedaannya hanya terletak pada ‘seberapa banyak’ dan ‘tipe malware apa’ yang menjangkiti Mac. Pertama-tama, tidak banyak malware yang dirancang untuk Mac OS. Pengembang Malware biasanya ingin menjangkau target sebanyak mungkin, dan pengguna Mac bukanlah sasarannya. Alasannya adalah sebagai berikut:
PC yang menjalankan Windows masih hampir 90 persen dari seperempat pangsa pasar komputer baru yang dijual oleh vendor-vendor di AS.
Microsoft Windows bisa mendukung banyak sekali hardware PC yang tak mahal.
Versi optimasi server untuk Windows menjalankan ribuan server jaringan di seluruh dunia, sementara Mac jarang digunakan sebagai server.
Kedua, tipe malware yang menginfeksi Mac tidak bergantung pada kerapuhan OS dan cenderung menyerang kealpaan penggunanya. Misalnya, malware yang menyamar menjadi program anti virus untuk Mac, dengan nama Mac Protector, Mac Defender, Apple Security Center dan judul-judul lain.
Jadi kalau dibilang kebal virus… Enggak sebegitunya dech!
2. Produk Apple tidak Kemahalan (OverPriced)
Ada mitos yang terus menerus didengungkan Apple bahwa produk mereka tidak kemahalan. Produk mereka tampak mahal karena pengalaman yang akan dirasakan oleh pengguna saat memanfaatkan produk mereka, serta juga kualitas produk mereka yang sangat jauh di atas rata-rata produk serupa. Biasanya klaim ini disertai dengan berbagai bukti statistik yang menunjukkan kinerja produk Apple. Mungkin kamu sekalian sampai bosan mendengar klaim teman kamu yang menggunakan produk Apple bahwa single Core-nya Apple itu sama dengan Dual Core-nya perangkat lain (Ini bukan harganya loh. Kinerjanya…) Benarkah?
Apple memang dikenal sangat memperhatikan desain dan pengalaman pengguna (user experience). Produk mereka biasanya berbentuk sederhana, namun tampak elegan dan mudah digunakan. Karena inilah mereka menyatakan bahwa produk tersebut layak dihargai mahal. Satu catatan menunjukkan bahwa pada tahun 2009, MacBook Pro dan laptop Dell dengan spec hardware yang hampir sama, harga Mac lebih besar USD 675.
Kalau mau jujur, banyak hasil tes teknologi yang netral menunjukkan bahwa perangkat high end pada tingkat yang sama, misalnya Samsung Galaxy SIII dan iPhone 5, dengan harga yang jomplang selisihnya, kecuali kualitas SIRI yang lebih bagus, tidak ada bagian iPhone 5 yang lebih menonjol dari SIII, bahkan banyak yang kalah, seperti tingkat pixel, lebar layar, prosesor, dan sebagainya. Namun keahlian pemasaran Apple yang telah menumbuhkan legenda bagi para penggemar Apple menjadikan produk ini laris gila-gilaan di pasaran.
3. Mac dan PC tidak Dapat Dibandingkan
Mac dan PC (berbasis Windows) adalah benda yang benar-benar berbeda. Benarkah? Mitos ini adalah hasil dari kampanye gencar Apple yang mencitrakan produknya sebagai sesuatu yang eksklusif. Dalam iklan legendaris Apple dimana John Hodgman berperan sebagai PC dan Justin Long sebagai Mac, ditampilkan parodi yang pada intinya para pemirsa akan menangkap bahwa Mac dan PC benar-benar berbeda dan tak dapat dibandingkan. Benarkah mitos ini?
Sebagai pembuka, mari kita tengok sekilas. Ternyata semua software umum di Mac dan Windows PC kurang lebih serupa. Termasuk Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint dan Outlook), Web browser (Internet Explorer, Firefox, Chrome dan Safari), Adobe Photoshop dan bahkan iTunes. Ini berarti bahwa pengguna Mac dan PC bisa berbagi berbagai file atau dokumen. Bahkan pengguna Mac dan PC bisa bersatu dalam jaringan rumah tangga atau perusahaan.
Untuk pengguna, perbedaan utamanya mungkin terkait dengan hal-hal yang umum terkait user interface dan cara menjalankan software seperti mungkin pengguna Windows akan mencari Start Menu di Mac, bingung mengapa aplikasi tak menutup ketika mengklik X, atau bagaimana cara mencari sesuatu di Mac.
Kebingungan itu muncul dari cara pendekatan yang dilakukan kedua OS tersebut. Ini seperti menjalankan dua buah mobil dari perusahaan yang berbeda. Pendekatan yang kamu lakukan saat menyetir, tentu saja akan berbeda.
Jadi bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya sih Mac dan PC merupakan barang yang digunakan untuk tujuan yang sama, dan memiliki banyak fungsi sama namun digunakan dengan cara yang berbeda.
4. Tanpa Steve Jobs, Apple sudah Berakhir
Steve Jobs adalah sinonim dari Apple. Ketika mengambil alih ‘kembali’ Apple pada tahun 1997, Jobs benar-benar mengembalikan kejayaan Apple yang saat itu dihajar habis-habisan oleh Dell dan IBM dari sisi penjualan produk. Jobs berhasil menciptakan mitos bahwa dengan adanya dia di Apple, maka Apple tak akan terkalahkan, Apple akan selalu ada di depan dalam urusan inovasi. Itu ditunjukkan dengan rilis iMac dengan iOS yang melegenda hingga sekarang, lalu inovasi Jobs yang ‘menyelamatkan’ dunia musik yang tengah berseteru dengan para downloader gratisan di Internet dengan menggunakan iPod – dimana dengan memanfaatkan iPod, seseorang bisa membayar untuk lagu yang mereka download, dan ini berarti kontribusi untuk pencipta lagu dan seniman tersebut – yang menjadikan dapur rumah mereka bisa mengepul kembali, kemudian iPhone pada 2007 yang menjadi contoh smartphone yang ‘benar-benar pintar’ sehingga tidak memerlukan pengguna yang cerdas untuk menggunakannya saking simpelnya interface serta bentuk smartphone ini. Jobs belum berhenti, tahun 2010 ia mengantarkan iPad yang menjadi standar bagi Tablet PC di seluruh dunia. Apple adalah kisah sukses Jobs!
Dengan legenda tersebut, maka wajar dikatakan bahwa ketika Jobs meninggal dunia tahun lalu, maka Apple akan segera kolaps. Namun kenyataannya tidak. Rilis iPhone 4S menjadi penjualan tertinggi sepanjang sejarah iPhone, kemudian iPhone 5 yang meskipun secara mengejutkan tidak membawa inovasi yang signifikan, tetap mengundang antrian dimana-mana pada saat perilisannya.
Bahkan di Indonesia, beberapa kota besar yang merilis iPhone 5 secara resmi langsung kehabisan stok karena dibeli oleh para Apple mania yang meyakini kecanggihan, estetika, serta gengsi yang dipancarkan oleh produk-produk Apple.
Untuk sementara ini nampaknya mitos bahwa Apple akan hancur sepeninggal Steve Jobs masih cukup jauh!
5. Apple akan Keluar dari Bisnis
Sejak awal berdirinya, Apple terbiasa membuat software, lalu merancang hardware yang mendukung jalannya software tersebut. Inilah yang menjadikan pasar Apple terkesan eksklusif. Bila kamu menggunakan produk Apple, artinya kamu perlu membeli produk-produk Apple yang lain untuk mendukungnya. Ini berbeda dengan Microsoft yang berfokus pada software dan meminta pengembang hardware seperti IBM untuk mendukungnya secara timbal balik. Karena itu sering digosipkan bahwa Apple terlalu serakah. Semestinya Apple berfokus pada satu hal saja, software atau hardware agar bisa maksimal. Namun pada kenyataannya, Apple berupaya untuk menjalankan keduanya secara bersamaan.
Inilah yang kemudian memicu gosip bahwa suatu hari Apple akan keluar dari bisnis tersebut karena tak kuat mempertahankan keseimbangan antara divisi software dan hardware. Kenapa? Karena inovasi tentu saja memerlukan biaya yang tak sedikit. Dengan memegang dua divisi sekaligus, Apple harus mengeluarkan biaya ekstra besar untuk mempertahankan inovasi dalam dua bidang itu, dan ini berarti dua kali lipat biaya untuk sebuah perusahaan yang memiliki satu fokus bidang saja.
Penelitian iPad juga pernah disoal karena untuk merancang Tablet tersebut, Apple menghabiskan dana yang tak sedikit sehingga akhirnya iPad dihargai sangat mahal pada saat pertama kali diluncurkan. Untuk sebuah perusahaan yang bertumpu pada inovasi, memang inovativitas menjadi fokus utama. Nah, para ekonom dulu memperkirakan bahwa karena harganya yang mahal, iPad tak akan laku.
Nyatanya meskipun dibandrol mahal, produk tersebut laris manis di pasaran karena Apple berhasil menancapkan citra sebagai perusahaan yang eksklusif, keren, dan penuh inovasi. Orang bangga mengenakan produk Apple dan sangat berpengaruh pada penjualannya.
Apalagi tahun belakangan ini ketika tekanan dari Android semakin menghebat. Banyak yang memprediksikan bahwa Apple telah kehilangan sentuhannya dan akan semakin tertelan oleh kejayaan Android yang dimotori oleh produk-produk Samsung. Namun sekali lagi Apple membuktikan bisa menjawab tantangan tersebut dengan laris manisnya produk iPhone 5 yang baru saja dirilis!
Untuk sementara, nampaknya keuntungan demi keuntungan yang terus direguk oleh Apple selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa isu Apple akan keluar dari bisnis atau meninggalkan salah satu divisinya belum terbukti!
Demikianlah mitos-mitos seputar Apple yang memang terkadang mengejutkan karena faktanya tidak demikian. Apple sebagai sebuah perusahaan yang terkenal akan inovasi dan kecanggihannya juga tak luput dari kesalahan. Misalnya kesalahan konyol ketika meluncurkan Apple Maps, atau kekonyolan Apple dalam menuntut segala produk yang berbau Apple.
Namun cara perusahaan ini mengemas citra dan produknya layak dijadikan contoh bagi siapa saja yang mengatasnamakan inovasi sebagai bagian dari perusahaannya. Karena kadang kata inovasi, bahkan selalu mengingatkan kita pada Apple!
Sumber : PG
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: 5 Mitos tentang Apple yang Kamu Perlu Tahu
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://creativepio.blogspot.com/2012/12/5-mitos-tentang-apple-yang-kamu-perlu.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar